Posts Tagged ‘Puisi’

Bunyi-bunyi Rintihan Hati

Sesaat bercerita sesuatu yang baik, Seketika lahir sesuatu yang buruk, walau pada sebatas pemikiran, lambat laun seketika nyata.

Bukan pada apa yang tersirat, atau pada apa yang terucap, memang waktu sedang berupa demikian, segala sesuatu menjadi buruk, hanya untuk mengusir ketakutan, bahkan bepikir baik pun, itu hanya sekedar menyembunyikan ketakutan.

Dimanakah damai? Mungkinkah ada namun tidak terlihat, atau ia ada namun teralihkan? Semua berjibaku pada sesuatu yang nyata, memusatkan perhatian dan menjadikannya sumber perhatian, Hati yang merasakan cenderung tidak tersentuh, Haruskah wabah ini hilang lalu indah? Atau yang indah tidak akan kunjung hadir? Lalu akhirnya menangis sampai waktu usai, Waktu pastilah berjalan maju, Meninggalkan detik demi detik menjadi lampau, Bertahanlah dengan iringan waktu, Tersenyumlah ditemani bunyi-bunyi rintihan hati. Semua akan usai, semua akan usai pada akhirnya, Hanya saja bukan dari hitungan jari manusia, Waktu Dialah yang pada akhirnya, menjadikan seluruh muka bumi menjadi baru.

by Tinoess

Aku Pasti Bertahan

Masa berkabung belum lewat

Pelangi belum nampak

Warna yang terlihat hanya hitam

Nafas masih terasa sesak

Belum ada yang berubah

Kugantungkan harapan bertahan pada yang Maha

Yang sebelumnya kugantungkan pada ego

Tuhan ada ketika begini

Lalu kemana dia ketika aku begitu

Bukan-bukan Dia yang menjauh

Aku yang tidak mendekat

Kapan Pelangi itu kulihat sebagai pelangi

Kapan warna itu banyak bukan hanya satu

Kapan nafas ini lega bukan terengah-engah

Aku pasti bertahan janji aku bertahan

Akan kulihat semua itu sebagaimana adanya

Sebagaimana aku lihat dahulu bukan sekarang

Bersinar, Berseri dan Berarti

 

Tinoess, 27/5/13.

 

 

Celah

Matahari adalah sumber panas dan cahaya abadi
Sinarnya tidak akan berkesudahan menerangi dunia
Padamnya sinar adalah hangusnya sebuah dunia
Cahayanya mampu menerangi bahkan masuk kecelah-celah yang sempit
Sehingga terangnya akan tetap menyinari ruang-ruang dibawah celah
Seberapa bisa menerangi tergantung seberapa besar celah yang ada
Semakin besar celahnya semakin luas ruang yang bisa diterangi
Lembabnya ruang akan hilang karenanya
Bau tidak mengenakan hilang
Lumut tidak mungkin tumbuh
Pernahkah membayangkan sabda adalah sinar
Hati yang tertutup tidak memungkinkan masuk kedalamnya
Celah mana yang ia lewati jelas tidak ada
Hati berlumut lembab dan tidak berjiwa
Tidak ada kehidupan
Bukalah hati
Secelah harapan akan Dia
Sinar akan masuk kedalamnya
Harapan yang akan membawa kehidupan baru
Seberapapun kecil atau luasnya celah itu
Sinarnya akan tetap menerangi
Gelora jiwa menggeliat
Terbangun dari tidur panjangnya
Merasakan baunya wangi kehidupan baru
Sabda tuntunan setiap insan
Insane yang terberkati
Yang mengerti dan dapat melihat
Dirinya mampu menerima semuanya
Semua yang digariskan olehNya
Dengan sinarnya semua terang
Terang dari secelah harapan
Cobalah perbesar celahnya
Sungguh kau tidak akan mengerti
Seberapa besar karunia yang akan kau dapatkan
Ruang kosong yang tak berisi
Penuh berisikan rahmat
Rahmat yang hidup dan menyatu dengan pribadi
Yang Suatu hari akan kembali kepada sumber sinar
Dan bersamaNya disana selamanya.
Jika Dia berkenan.
Pecenongan, 25-4-09

Terima kasih untukmu

Tidak banyak yang ingin kukatakan
Selain ungkapan terima kasih ini
Terima kasih karena telah memilihku
Terima kasih selama ini ada disampingku
Mata tidak pernah terpejam sebelum aku tiba,
Terima kasih untuk itu
Seribu maaf atas satu kesalahan
Berjuta cinta atas satu kebaikan
Menangis untuk membuatku bahagia
Kau sanggup menyembunyikannya
Satu tahun kau hujani senyuman,
Kau sirami aku dengan ketulusan,
Hadiahi aku warna-warni pelangi
Walau terkadang tidak menyadari itu sungguh terjadi
Terima kasih semuanya,
Hanya untuk satu, terima kasih untukmu.

Maafkan Aku

Kujarang pulang
Kujarang menengoknya
Bahkan aku jarang menelponnya
Entah apa dibenaku…. Tidak kumengerti
Mungkin tidak menyesal sekarang
Tapi bisa kemudian
Mungkin terasa nanti
Tapi tidak sekarang
Senyumnya
Tawanya
Sapaannya
Sangat membekas
Terkadang membuat menangis
Waktu tidak pernah kembali itu yang kutakutkan
Terlena dengan keadaan
Melupakan yang seharusnya dilakukan
Kuharap tidak selamanya begini
Kuharap bisa berbakti secepatnya
Menyenangkannya
Membahagiakannya
Memberi kenangan terindah
Maafkan aku Ibu….
Belum bisa memberi apa yang semestinya kuberi

Harapanku

Hari kemarin ia tersenyum
Hari kemarin ia mengerjakan tugasku
Hari kemarin ia tertawa bersamaku
Tapi hari ini ia bertarung nyawa
Mengorbankan nyawanya
Namun satu hal aku tahu
Ia tidak gentar sama sekali
Karena itu hakekatnya
Ia terlahir untuk itu
Berkorban untuk sesuatu yang ia inginkan
Sesuatu yang ia harapkan
Dari doa dan restu semesta
Harapannya adalah dia
Dia yang bersamanya sembilan bulan
Bertaruh nyawa untuk melihatnya
Hanya untuk melihat menangis
Tegarlah kau
Semangatku dalam doa
Kamu pasti melihat ia menangis
Dengan rasa senang berkelimpahan
Kau pasti bersamaku kembali disini
Di ruang keluarga mu yang lain

Tinoess

Bogor, 7 Juli 2010
Pkl. 17.00 WIB

Cat : Untuk temanku yang dalam proses akan melahirkan.

Ekspresi Dusta


Satu tubuh beribu Ekspresi
Satu untuk seribu kebohongan
Dua untuk dua ribu kebohongan
Berlipat ganda tidak terkendali
Bereksperimen rupa-rupa topeng
Menyembunyikan getaran hati
Dan pasti terbukti
Aku senyum siapa yang tahu aku sedih
Aku tertawa siapa yang tahu aku berduka
Aku menangis siapa yang tahu aku gembira
Aku merintih kesakitan siapa yang tahu aku tidak luka
Aku berbuat amal siapa yang tahu aku berbuat nista
Aku berderma siapa yang tahu aku mencuri
Aku sakit siapa yang tahu aku sehat
Aku miskin siapa yang tahu aku kaya
Semua tidak ada yang tahu
Kau hanya menodai hati
Kau hanya menyakiti diri
Kau hanya membuat jiwa tidak berarti
Hai semua
Berhentilah bereksperimen
Berhentilah melipatgandakan kepura-puraan
Kembalilah ke masa kecilmu
Tidak inginkah kau,aku, kita semua
Hidup dalam kesederhanaan
Seperti masa kanak-kanak
Menangis karena memang harus menangis
Tertawa memang harus aku tertawa
Berekspresi dengan seribu ekspresi tanpa dusta

Tinoess
Bogor, 14 Juli 2010
Pkl.15.00 WUB